Wisata Tempat Monumen Nani Wartabone
Monumen Nani Wartabone |
Monumen Nani Wartabone dibangun
sekitar tahun 1987 pada masa pemerintahan Drs. A. Nadjamudin, Walikotamadya
Gorontalo. Monumen ini terletak di Lapangan Teruna Remaja, Kelurahan Biawu,
Kecamatan Kota Selalatan, Kota Gorontalo, tepat di depan rumah Dinas Gubernur
Provinsi Gorontalo saat ini .
Nani Wartabone adalah
putra asli Daerah Gorontalo yang telah banyak mengabdikan diri sebagai
pejuang bangsa dan negara, khususnya dalam gerakan patriotisme melawan
penjajahan Belanda. Gerakan patriotisme Rakyat Gorontalo di bawah pimpinan
Nani Wartabone, dengan menggunakan taktik dan strategi perjuangan mampu
mengusir bangsa penjajah, Belanda, dari Bumi Kerawang, Gorontalo. Perjuangan
rakyat Gorontalo yang patriotik mencapai klimasnya pada tanggal 23 Januari
1942, menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang mampu memproklamasikan
kemerdekaan RI dari Bumi Gorontalo, lepas dari cengkeraman penjajahan Belanda.
Jiwa patriotisme
yang tumbuh dan terpelihara sejak abad ke-17, berpuncak pada patriotisme
23 Januari 1942, merupakan batu-batu kerikil yang dipersembahkan rakyat
Gorontalo dalam batas-batas kemampuannya dalam pembangunan Republik Indonesia
yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945.
Monumen Nani Wartabone |
Monemen Nani Wartabone dibangun untuk mengingatkan kepada masyarakat
Gorontalo akan peristiwa bersejarah 23 Januari 1942, dan diharapkan agar
bibit buah hasil perjuangan itu akan tumbuh pada jiwa generasi
sesudahnya untuk membangun Indonesia tercinta ini dalam mengisi
kemerdekaan.
Nani Wartabone |
Beliau lahir pada tanggal 30 April 1907 dan wafat tanggal 3 Januari 1996. Ayah beliau bernama Zakaria Wartabone, seorang Jogugu (semacam Camat) pada zaman Pemerintahan Belanda. Ibu beliau bernama Saerah Mooduto.
Pada Jumat, 07 November 2003
pukul 10.00 WIB Alm Haji Nani Wartabone dianugerahi gelar sebagai Pahlawan
Nasional oleh Presiden RI Megawati Sukarnoputir bertempat di Istana Negara
ditandai dengan pembacaan Surat Keppres RI Nomor 085/TK/2003, tanggal 6
November 2003.
Beliau pernah memimpin Pemerintahan
Sipil
di Gorontalo pasca-Hindia Belanda yang berumur 144 hari, dengan penduduk
berjumlah 300 ribu orang. Wilayanya mencakup wilayah timur, Molibagu dan
Kaidipang (sekarang wilayah Bolmong), dan wilayah barat, Buol
dan Tolitoli (Sulteng).
Administrasi Pemrintahan
Gorontalo dijalankan tanpa melakukan perubahan berarti dari struktur pemerintahan
era Hindia Belanda. Apalagi dari segi personalia, hampir tidak ada kendala
karena sebagaian besar pamong praja di tingkat bawah yang dipegang oleh
pribumi yang loyal terhadap perjuangan tetap menjalankan fungsinya.
Wisata Tempat Pentadio Resort
Objek wisata ini diresmikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Drs. Jusuf Kalla pada tanggal 25 Februari 2004. Objek wisata yang dibangun dengan biaya Rp 15 miliar dengan dana APB Kabupaten Gorontalo merupakan objek wisata yang bertaraf internasional, dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, serta dikelola secara profesional. Objek wisata ini terletak di Desa Pentadio, Kecamatan Telagabiru, Kabupaten Gorontalo. Lokasinya sangat menarik dan strategis karena terletak di kawasan Danau Limboto. Fasilitas yang ada di Pentadio Resort ini, antara lain, restauran, toko suvernir, kolam renang, pondokan, sauna, air mancar, lokasi pemancingan, dan bak air panas.
Di lokasi ini juga terdapat sumber air panas yang mengalir ke Danau Limboto. Di lokasi tersebut para pengunjung dapat menyaksikan semburan mata air yang cukup panas sehingga dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Mereka dapat menikmati siraman air dari sumber mata air yang cukup hangat yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit.
Obyek
Wisata pantai yang terdapat sebuah batu berbentuk tapak kaki terletak
di Pantai Lahilote Kelurahan Pohe Kecamatan Kota Selatan, kurang lebih 6
km dari pusat Kota Gorontalo.
Botu berarti batu, Liyodu berarti tapak kaki, jadi Botu Liyodu adalah batu berbentuk tapak kaki. Konon menurut legenda, batu ini adalah tapak kaki dari seorang pemuda bernama Lahilote, karena kasmaran dengan seorang bidadari dari kayangan yang bernama Boyilode Hulawa, sampai nekad mencuri sayap berbentuk selendang dari sang putri, namun dalam perjalanan rumah tangganya Lahilote ditinggalkan sang putri kembali ke kayangan.
Botu berarti batu, Liyodu berarti tapak kaki, jadi Botu Liyodu adalah batu berbentuk tapak kaki. Konon menurut legenda, batu ini adalah tapak kaki dari seorang pemuda bernama Lahilote, karena kasmaran dengan seorang bidadari dari kayangan yang bernama Boyilode Hulawa, sampai nekad mencuri sayap berbentuk selendang dari sang putri, namun dalam perjalanan rumah tangganya Lahilote ditinggalkan sang putri kembali ke kayangan.
Untuk kedua kalinya Lahilote nekad menyusul Putri Boyilode Hulawa ke kayangan dengan bantuan lentikan ujung rotan sakti yang disebut Hutiya Mala. Pertemuan dengan istrinya unik, dan membinggungkan karena ketujuh bidadari yang memiliki persamaan wajah mengaku seluruhnya bernama Boyilode Hulawa, sehingga sukar baginya menentukan siapa Boyilode Hulawa yang asli.
Tangga 2000 |
Berkat bantuan seekor kunang – kunang yang hinggap pada sanggul istrinya, lahilote menemukan sang putri sesuai dengan undang – undang kayangan , bahwa siapa saja yang menjadi tua dan rambutnya beruban, ia harus dikembalikan ke dunia , karena kayangan bukan tempat dari manusia yang memilikiproses ketuaan.
Sang putri melepaskan suaminya lahilote dengan menurunkanya melalui rambut uban yang dirajut menjadi tali. Namun antara bumi dan langit tali uban itu putus, dan lahilote dengan derasnya jatuh kebumi dalam keadaan berdiri. Kaki kanannya jatuh di pantai Pohe Kota Gorontalo dan kirinyajatuh pantai Kwandang di Kabupaten Gorontalo.
Lagenda lahilote ini sampai sekarang masih dituturkan oleh masyarakat sebagai cerita rakyat bagi generasi selanjutnya. Pantai lahilote tetap menjadi obyek wisata bagi masyarakat Daerah Gorontalo dan wisatawan dari manca negara.
Pantai Lahilote ini mempunyai garis pantai melengkung membentuk busur
panah dengan pasir putih yang membentang.
Suasana pantai ini
begitu eksotik dengan keindahan pantainya yang telah di tata rapi.
Penataan sekitar Pantai Lahilote oleh Pemerintah Kota Gorontalo yang
dikerjakan sekitar tahun 2000 bertujuan menahan abrasi pantai akibat
pasang surut air laut pantai lahilote.
Lokasi ini kemudian di kenal dengan nama Tangga 2000. Sekilas orang membayangkan jika mendengar nama tangga 2000 bahwa tangga di lokasi ini berjumlah 2000. Wisata pantai lahilote sangat cocok buat liburan akhir pekan bersama keluarga. Di pantai ini wisatawan juga dapat menikmati hamparan pasir putih yang cukup cocok untuk aktivitas bermain pasir, voli pantai, atau berjalan kaki menyusuri tepian pantai.
Apabila berkunjung pada sore hari, jangan lupa untuk menyempatkan diri menyaksikan matahari terbenam (sunset) di pantai ini. Sebab, panorama sunset Pantai Lahilote termasuk salah satu sunset terindah di Gorontalo.
Tangga 2000 |
Lokasi ini kemudian di kenal dengan nama Tangga 2000. Sekilas orang membayangkan jika mendengar nama tangga 2000 bahwa tangga di lokasi ini berjumlah 2000. Wisata pantai lahilote sangat cocok buat liburan akhir pekan bersama keluarga. Di pantai ini wisatawan juga dapat menikmati hamparan pasir putih yang cukup cocok untuk aktivitas bermain pasir, voli pantai, atau berjalan kaki menyusuri tepian pantai.
Apabila berkunjung pada sore hari, jangan lupa untuk menyempatkan diri menyaksikan matahari terbenam (sunset) di pantai ini. Sebab, panorama sunset Pantai Lahilote termasuk salah satu sunset terindah di Gorontalo.
Pemandian Lombongo |
Pemandian Air Panas Lombogo memiliki keunikan yang sangat menakjubkan. Air yang keluar dari mata air di sela-sela bebatuan itu dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Bahkan, air tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Di samping itu, pengunjung dapat menikmati kehangatan air kolam renang sambil menyaksikan berbagai atraksi kesenian yang sering dipentaskan di tempat ini.
Pemandian Air Panas Lombongo terletak di Desa Lombongo, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Obyek wisata ini terletak sekitar 17 km dari pusat Kota Gorontalo. Perjalanan dari Kota Gorontalo menuju lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan mobil sewaan maupun ojek. Harga tiket masuk ke lokasi pemandian ini relatif murah, yaitu Rp.2.000/orang (Maret 2008).
Di lokasi ini para pengunjung dapat menikmati perbagai
atraksi kesenian yang sering dilaksanakan di tempat ini. Di samping itu,
mereka dapat menikmati hangat air di tempat pemandian (kolam renang)
Lombongo yang juga sangat bermanfat untuk menyembuhkan penyakit kulit.
Tempat ini juga menarik untuk relaks dan melepaskan segala bentuk
kelelahan saat sibuk bekerja.Kolam renang yang berisi air hangat ini
berukuran 500 m2 dengan kedalaman 1 hingga 2 meter.
Di sekitar pemandian ini terdapat aliran sungai serta berbagai jenis
pepohonan yang menyejukkan dan menyegarkan, sehingga tempat ini sangat
cocok untuk menghilangkan kepenatan setelah sibuk bekerja.
Pengunjung yang
tidak sempat membawa bekal makanan tidak perlu khawatir. Di sekitar
lokasi tersedia warung-warung yang menjual makanan dan aneka camilan.
Wisata Tempat Benteng Otanaha
Gapura Benteng Otanaha |
Objek wisata ini terletak
di atas bukit di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.
Benteng ini dibangun sekitar tahun 1522.
Sekitar abad ke-15,dugaan
orang bahwa sebagian besar daratan Gorontalo adalah air laut. Ketika itu,
Kerajaan Gorontalo di bawah Pemerintahan Raja Ilato, atau Matolodulakiki
bersama permaisurinya Tilangohula (1505–1585). Mereka memilik tiga keturunan,
yakni Ndoba (wanita),Tiliaya (wanita),dan Naha (pria).Waktu usia remaja,Naha
melanglang buana ke negeri seberang, sedangkan Ndoba dan Tiliaya tinggal
di wilayah kerajaan.
Suatu ketika sebuah kapal
layar Portugal singgah di Pelabuhan Gorontalo Karena kehabisan bahan makanan,
pengaruh cuaca buruk, dan gangguan bajak laut.
Tangga Menuju Benteng Otanaha |
Ternyata, para nakhoda Portugis
hanya memperalat Pasukan Ndoba dan Tiliaya ketika akan mengusir bajak laut
yang sering menggangu nelayan di pantai.Seluruh rakyat dan pasukan Ndoba
dan Tiliaya yang diperkuat empat Apitalau, bangkit dan mendesak bangsa
Portugis untuk segera meninggalkan daratan Gorontalo.Para nakhkoda Portugis
langsung meninggalkan Pelabuhan Gorontalo.
Ndoba dan Tiliaya tampil
sebagai dua tokoh wanita pejuang waktu itu langsung mempersiapkan penduduk
sekitar untuk menangkis serangan musuh dan kemungkinan perang yang akan
terjadi.Pasukan Ndoba dan Tiliaya,diperkuat lagi dengan angkatan laut yang
dipimpin oleh para Apitalau atau ‘kapten laut’, yakni Apitalau Lakoro,
Pitalau Lagona, Apitalau Lakadjo, dan Apitalau Djailani.
Benteng Otanaha |
Limonu menuntut balas atas
kematian ayah dan kakaknya. Naha, Ohihiya, Paha, dan Limonu telah memanfaatkan
ketiga benteng tersebut sebagai pusat kekuatan pertahanan. Dengan latar
belakang peristiwa di atas,maka ketiga benteng dimaksud telah diabadikan
dengan nama sebagai berikut. Pertama, Otanaha. Ota artinya benteng. Naha
adalah orang yang menemukan benteng tersebut. Otanaha berarti benteng yang
ditemukan oleh Naha.
Kedua,Otahiya. Ota artinya
benteng. Hiya akronim dari kata Ohihiya, istri Naha Otahiya, berarti
benteng milik Ohihiya. Ketiga Ulupahu.Ulu akronim dari kata Uwole,artinya
milik dari Pahu adalah putera Naha.Ulupahu berarti benteng milik Pahu Putra
Naha.
Benteng Otanaha |
Benteng Otanaha, Otahiya,
dan Ulupahu dibangun sekitar tahun1522 atas prakarsa Raja Ilato dan para
nakhoda Portugal.
Benteng Otanaha terletak
di atas sebuah bukit, dan memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah
anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Jumlah anak tangga tidak
sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat
52 anak tangga; II = 83; III = 53; IV = 89; Benteng = 71 anak tangga (total:
348 tangga naik).
Menara Keagungan Limboto
Menara
Keagungan diresmikan oleh Wakil Presiden RI Dr. Hamzah Haz, pada hari Sabtu,
20 September 2003. Nama menara ini ditetapkan berdasarkan SK Bupati Gorontalo
Nomor 717 Tahun 2003 tanggal 18 September 2003 yang telah disetujui oleh
DPRD Kabupaten Gorontalo. Menara ini dibangun sejak tahun 2002 dan menelan
biaya Rp 8,6 miliar, dikerjakan oleh PT Gunung Garuda Indonesia dan
PD Pedago Kabupaten Gorontalo.
Tinggi
Menara Keagungan 65 meter, terdiri atas lima lantai, dengan rincian (dari
dasar ke puncak menara):
- Lantai I = 446,56 m2 tinggi 10 meter, auditorium 199,3 m2, selasar 212,38m2, dengan daya tampung 200 orang, dirancang untuk tempat rapat;
- Lantai II = 352,25 m2, tinggi 14 meter, kapasitas 120 orang, dirancang sebagai tempat restauran;
- Lantai III = 157,3 m2, tinggi 30 meter, kapasitas 40, dirancanakan sebagai tempat penjualan suvenir (toko suvenir);
- Lantai IV = 96,96 m2, tinggi 39 meter, dengan kapasitas 20 orang;
- Lantai V = 31,36 m2, tinggi 58 meter, kapasitas 10 orang.
- Puncak menara setinggi 65 berbentuk kubah.
- Lebar kaki pancang 21 meter.
Menara
ini dilengkapi dengan dua lampu sorot dengan jarak jangkauan masing-masing
70 km.
- Hi. Abdullah Alkatiri, S.H.
- Hi. Zainuddin Hasan, M.B.A.
- Hi. Syamsur Yunus
- Drs. Hi. Rusli Habibie
- Agung Mazin, S.H.
- Drs. Hi. Hamzah Isa, S.H.
- Hi. Roem Kono
- Dr. Ir. Moh. Revodi A.
- Ir. Hi. Hamid Kuna
- Hi. Rahmat Gobel
- Dr. Hi. Dahlan Muda
Jika ingin naik hingga ke puncak menara, kita bisa menggunakan lift
yang akan mengantar kita ke lantai dua. Di lantai dua, kita bisa
berpindah lift yang lalu akan membawa kita ke puncak menara. Selain
menggunakan lift, pengunjung juga bisa mencapai puncak dengan menaiki
anak tangga. Sayangnya, fasilitas Menara Keagungan ini terlihat sudah
tak terurus. Toilet yang ada tak bisa dipergunakan dan yang mencemaskan
adalah banyaknya pelindung di sisi menara yang sudah hilang atau pecah
sehingga pengaman sisi menara hanya dibatasi oleh teralis besi.
Meskipun pemandangan yang dapat dilihat dari atas menara cukup
menyegarkan mata, tapi tiupan angin serta dek pantau yang cukup sempit
membuat menara ini tak layak dikunjungi oleh keluarga yang membawa serta
anak-anak kecil. Jika memang Menara Keagungan ini dimaksudkan untuk
mengekor kesuksesan si cantik Eiffel, sebaiknya pemerintah setempat
harus lebih memperhatikan perawatan serta tingkat keamanan menara ini.
Bukankah Gustave Eiffel pun merancang mahakaryanya dengan presisi dan
tidak asal-asalan?
Wisata Tempat Pantai Taula'a
Pantai Taula'a |
Pantai Taula’a Gorontalo letaknya berada dibagian selatan daratan
Gorontalo, terletak di desa Taula’a Kecamatan Bilato (sebelumnya
kecamatan Boliyohuto) kabupaten Gorontalo. Jarak tempuhnya cukup dua jam
saja dari Kota Limboto, pusat kabupaten Gorontalo. Akses kesana cukup
mudah dan lokasinya pun berada dilingkungan masyarakatnya yang ramah dan
berjiwa sosial.
Pada tahun 2009 yang lalu, pantai ini dicanangkan oleh pemerintah
kabupaten Gorontalo menjadi pantai wisata bahari di provinsi Gorontalo,
dan sekarang ini masih dalam pembenahan layaknya sebuah lokasi wisata.
Lokasinya cukup menarik, pantainya berpasir bersama pepohonan nyiur
melambai juga lokasi daratana sekitar pantai cukup luas. Posisi kawasan
ini berbentuk huruf U dan menghadap kearah teluk tomini.
Taula'a Beach |
Wisata Tempat Pantai Bolihutu'o
Pantai Bolihutu'o |
Jika
pada suatu ketika Anda datang di Provinsi Gorontalo, tidak ada salahnya
mengunjungi Pantai Bolihutuo yang terletak di Kabupaten Boalemo,
kira-kira 120 km ke arah barat Kota Gorontalo.Tentu saja di Kota
Gorontalo sendiri sudah tersedia objek wisata pantai, yaitu Pantai Ria.
Akan tetapi Bolihutuo cocok sebagai tempat untuk menenangkan diri dari
segala rupa hiruk-pikuk kesibukan perkotaan.
Suasana pantai bolihutu'o |
Kota Boalemo berjarak
kurang lebih 100 km dari Gorontalo, ditempuh pakai kendaraan pribadi
atau pun kendaraan umum dengan ongkos Rp15.000 per orang. Kota ini
berada di tepi jalur Lintas Sulawesi. Selama perjalanan, kita akan
disuguhi pemandangan alam yang sejuk, hijau, lembah dan bukit ditandai
dengan lambaian pohon kelapa, persis seperti syair lagu Rayuan Pulau
Kelapa itu. Di sepanjang jalan itu pula kita bisa berhenti di beberapa
tempat untuk membeli oleh-oleh seperti pisang yang besar-besar buahnya,
makanan khas Gorontalo seperti ilabulo (daging, lemak serta kulit ayam
yang dimasak pakai pati sagu), binte biluhuta (sup jagung yang lezat)
serta dodol khas daerah sana. Kota Boalemo semula adalah ibu kota
kecamatan, yang kemudian dimekarkan menjadi sebuah kabupaten setelah
Gorontalo berdiri terpisah dari Provinsi Sulawesi Utara menjadi provinsi
tersendiri.
Bolihutuo |
Kota kecil ini masih dihiasi oleh pepohonan yang menghijau
dengan ketenangan dan keramahan penduduknya yang khas. Ada yang istimewa
di sini. Ikan napoleon yang berharga ratusan ribu per kilo di Jakarta,
di sini bila musim tiba dan ada nelayan yang berhasil menangkapnya. Cuma
berharga Rp 25.000 per kilonya. Selain itu Boalemo yang terletak di
tepian Teluk Tomini ini juga terkenal dengan ikan terbangnya
(bolihutuo).
Wisata Tempat Perkampungan Suku Bajo
Suku Bajo Pohuwato, Gorontalo |
Suku Bajo di Desa Torosiaje Laut, Kecamatan Popayato, Pohuwato,
Gorontalo, berdiri tegak di atas permukaan laut Teluk Tomini.
Perkampungan yang berdiri sejak 1901 ini menawarkan pesona Teluk Tomini
yang indah, terutama saat matahari terbit dan tenggelam. Berlimpahnya
ikan menjadi penambah daya tarik tersendiri.
Dalam sejarah, Suku Bajo dikenal sebagai pelaut ulung yang hidup
di lautan. Mereka mendirikan gubuk di atas laut yang disangga batang
balok kayo. Dalam bahasa Bajo, toro adalah ‘tanjung’ dan siaje merupakan
julukan kepada seseorang yang berarti ‘si aje’ (si haji). Artinya,
Torosiaje adalah tanjung yang ditemukan oleh seorang pria bergelar haji
dan dipanggil siaje saat itu.
Desa Torosiaje Laut atau yang kerap disebut dengan Kampung Bajo
berjarak sekitar 400 kilometer dari pusat Kota Gorontalo dan bisa
ditempuh 7-8 jam perjalanan darat. Dari arah Bandar Udara Djalaluddin,
pengunjung bisa menyewa mobil taksi pelat hitam menuju Torosiaje.
Rata-rata sewa tarif taksi selama 24 jam adalah Rp 250.000-Rp 300.000.
Perjalanan menuju Torosiaje adalah menuju ke arah Sulawesi Tengah atau
ke arah barat dari bandar udara.
Setiba di dermaga menuju Desa Torosiaje Laut, sudah ada beberapa
lelaki yang menunggu di mulut jembatan menuju dermaga. Mereka adalah
tukang ojek perahu yang mengantar penumpang bolak-balik ke daratan
menuju Torosiaje Laut. Ongkosnya murah, setiap penumpang dipungut Rp
2.000 untuk menuju desa orang suku Bajo yang berjarak 500-an meter dari
darat itu.
Suku bajo |
Meski perkampungan ini telah berusia 110 tahun, jangan
dibayangkan kampung ini tertinggal atau masih primitif. Torosiaje telah
dipoles menjadi kampung wisata bahari yang unik pada 2007. Sudah ada
sarana penginapan, sekolah, masjid, rumah makan, toko kelontong,
termasuk toko perlengkapan telepon seluler. Warga di sana juga sudah
menikmati layanan televisi berbayar.
Warga Kampung Bajo sangat ramah. Mereka selalu tersenyum dan
kerap menyapa pendatang atau wisatawan yang berkunjung. Setelah
menyeberang dengan perahu, pengunjung mendaratkan kakinya di atas papan
kayo di perkampungan ini. Kampung Bajo yang terdiri dari dua dusun,
yakni Mutiara dan Bahari Jaya, berpola seperti huruf U. Rumah yang
berjumlah 245 unit dan dihuni 338 keluarga (1.334 orang) itu terhubung
oleh koridor beratap berbahan kayo selebar 2 meter dengan panjang 2
kilometer.
Nyaris di setiap rumah di Kampung Bajo terdapat karamba di
bagian bawah rumah. Di dalam karamba berisi berbagai jenis ikan yang
biasa dikonsumsi orang Bajo, yakni jenis ikan batu, kerapu, lajang, atau
cakalang. Untuk memasak lauk ikan, mereka tinggal mengambil menggunakan
jaring. Mudah sekali. Mudahnya mendapatkan ikan di Torosiaje ibarat
memetik bunga di taman. Bahkan, anak-anak di kampung ini salah satu
aktivitas bermainnya adalah memancing ikan. Mereka biasanya memancing
sambil duduk di koridor dengan menggunakan alat pancing berusa tali
plastik (senar) dengan umpan ikan kecil.
Menu di warung yang ada pun selalu ikan dan ikan. Anda mau tahun
seberapa lama menghabiskan ikan? Tidak perlu takut karena ikan akan
selalu disediakan terus-menerus. Ada dua jenis masakan ikan di sana,
yaitu digoreng atau dibakar. Sayurnya biasanya tumis kangkung atau kol.
Adapun pelengkapnya adalah dabu-dabu, sambal khas Gorontalo. Hmmm…
terbayang betapa sedapnya dinikmati dengan nasi yang masih mengepul
serta tiupan angin Teluk Tomini.
Nah, yang perlu diingat saat menginap di desa ini adalah jangan
sesekali melewatkan matahari terbit. Dari desa tersebut, kita bisa
menyaksikan detik demi detik sang surya muncul dari ufuk timur jika
beruntung langit sedang cerah. Saat itulah cahaya keemasannya menyiram
perairan laut sehingga bak bertaburan emas. Jangan lupa abadikan dengan
kamera. Tenggelamnya matahari juga menyuguhkan siluet perahu-perahu
nelayan Bajo yang membelah laut. Sangat indah.
Menurut Kepala Desa Torosiaje Laut Gootge Repi (63), wisatawan
ramai berkunjung saat liburan atau akhir pekan. Jumlah pengunjung bisa
mencapai 100 orang pada akhir pekan. Jumlah tersebut melonjak saat musim
liburan.
"Jika penginapan penuh, rumah-rumah warga siap menjadi
penginapan. Umumnya sebagian rumah warga di sini memang memiliki kamar
untuk disewakan kepada pengunjung dengan tarif rata-rata Rp 50.000 per
orang per malam," ucap Repi.
Wahiyudin Mamonto (35), salah seorang wisatawan di Kampung Bajo,
mengaku terkesan dengan keindahan alam laut di Torosiaje. Ketenangan
suasana, angin sepoi-sepoi, dan ombaknya yang kalem sangat cocok untuk
melepas penat pada akhir pekan setelah sebelumnya disibukkan oleh urusan
pekerjaan.
"Selain alam lautnya yang indah dan nyaman, saga terkesan dengan
masakan orang-orang Bajo di sini. Luar biasa nikmat. Masakan ikan
mereka berhasil membuat nafsu makan loan menggelora," kata pria yang
bekerja di satu badan usaha milik negara di Gorontalo itu.
Bagi Anda yang hendak mengunjungi Kampung Bajo di Torosiaje tak
perlu cemas perjalanan panjang di darat akan membosankan. Sejak
berangkat dari Kota Gorontalo, Anda juga bisa singgah di Pantai
Bolihutuoa di Kabupaten Boalemo. Setelah perjalanan darat selama tiga
jam dari Kota Gorontalo, pantai ini akan dilewati saat hendak menuju
Torosiaje.
Selepas Boalemo, Anda akan melewati rimbunnya Cagar Alam Tanjung
Panua di Kabupaten Pohuwato atau sekitar tiga jam perjalanan dari
Boalemo. Selain bisa beristirahat di tepi jalan yang rindang, di
sepanjang jalan juga banyak dijual madu hutan.
Wisata Tempat Air Terjun Ayuhulalo
Air terjun Ayuhulalo |
Air
Terjun Ayuhulalo terletak sekitar 8 km dari pusat Ibukota Tilamuta
kabupaten Boalemo,dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dengan
menggunakan angkutan darat,umum maupun kendaraan pribadi ,Air Terjun
Ayuhulalo memiliki ukuran yang
tidak begitu besar.
Air terjun |
Di tempat ini para wisatawan dapat menghabiskan
waktu dengan menikmati keindahan Air Terjun Ayuhulalo,dan tanpa harus
berpikir berapa harga yang harus dibayar. Keaslian air terjun yang
berada diperbukitan hijau nan cantik ini, membuat wisatawan dapat
berlama-lama untuk
bersenang-senang guna menikmati hempasan air terjun,Air Terjun Ayuhulalo
sangat cocok digunakan untuk wisata akhir pekan bersama keluarga.
Danau LimbotoDanau Limboto |
Di objek wisata Danau Limboto
yang terletak di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, yang saat ini
memiliki kedalaman antara 5 hingga 8 meter ini, para pengujung atau wisatawan
dapat menikmati berbagai kegiatan, antara lain, memancing, lomba berperahu,
atau berenang. Selain itu, mereka juga dapat menikmati ikan bakar segar
yang disediakan oleh mayarakat nelayan setempat dengan harga yang relatif
murah.
Danau
Limboto dari tahun ke tahun luas dan tingkat kedalamannya terus berkurang.
Luas Danau Limboto pada tahun 1999 berkisar antara 1.900-3.000 ha, dengan
kedalaman 2-4 meter (Cabang Dinas Perikanan Kabupaten Gorontalo, 2000).
Pada tahun 1932, luas perairan ini mencapai 7.000 ha, dengan kedalaman
maksimum 30 m.
Danau Limboto |
Dengan
demikian, telah terjadi pendangkalan yang cukup cepat di perairan ini yang
mencapai 38,80 cm/tahun. Penggundulan hutan di sekitar perairan tersebut
tampaknya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pendangkalan
yang cukup tinggi.Data kualitas air selama 1998-1999 menunjukkan bahwa
suhu air permukaan Danau Limboto pada siang hari berkisar antara 29-32,50o
C, sedangkan kecerahannya ("transparency") 35-65 cm. Pada siang hari, kadar
oksigen dalam air permukaan dan dalam lapisan 1 meter di bawah permukaan
berturut-turut adalah 6-10,30 mg/l dan 4-7,10 mg/l. Dengan
demikian, telah terjadi pendangkalan yang cukup cepat di perairan ini yang
mencapai 38,80 cm/tahun. Penggundulan hutan di sekitar perairan tersebut
tampaknya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pendangkalan
yang cukup tinggi.Data kualitas air selama 1998-1999 menunjukkan bahwa
suhu air permukaan Danau Limboto pada siang hari berkisar antara 29-32,50o
C, sedangkan kecerahannya ("transparency") 35-65 cm. Pada siang hari, kadar
oksigen dalam air permukaan dan dalam lapisan 1 meter di bawah permukaan
berturut-turut adalah 6-10,30 mg/l dan 4-7,10 mg/l.
Benteng Orange
Benteng Orange
Benteng Orange Kwandang |
Benteng ini dibangun oleh bangsa Portugal pada abad ke-17 (tahun 1630). Benteng ini berukuran panjang 40 meter, lebar 32 meter, dan tinggi 5 meter (40x32x5 meter). Benteng ini memiliki 178 buah anak tangga.
Taluhu barakati |
Objek Wisata Taluhu Barakati terletak di Desa Barakati, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, berjarak sekitar 3 kilometer ke arah barat dari lokasi Taman Purbakala Benteng Otanaha. Nama objek wisata ini, Taluhu Barakati berasal dari dua kata, yaitu taluhu, yang berarti air, dan barakati yang berarti berkah atau rahmat. Dinamakan demikian karena di tempat ini terdapat sumber mata air yang sangat jernih, sejuk, dan menyegarkan, serta terbagi dalam kolam air panas dan air dingin, laksana berkah yang tercurah dari sang pencipta. Konon katanya air ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Menurut legenda masyarakat setempat yang dipercayai bahwa mata air taluhu barakati dulunya adalah sebagai lokasi permandian permaisuri dan kerabat kerajaan yang ada di Batudaa pada waktu zaman kerajaan. Akses pengunjung ke lokasi wisata ini sangat mudah dan terjangkau, karena tersedianya sarana dan prasarana lokal yang memadai.
Taluhu barakati |
Gapura taluhu barakati |
Bongo Desa Wisata Religi
Wisata Religi, bongo |
Lokasi Desa wisata Religi Terletak Didesa Bongo Kecamatan Batudaapantai, Lokasi ini berjarak +20 Km dari pusat kota Limboto dan +35 Km dari bandara Jalaludin Gorontalo, Keunikan yang ada dari desa wisata religi ini adalah pelaksanaan Festival Walima yang dilaksanakan setiap tahun dalam rangka memperingati Maulud Nabi Besar SAW, Dengan menampilkan Zikir dan jumlah Tolangga yang cukup banyak. Tolangga Berupa Kue dan makanan yang ditata sedemikian rupa menyerupai kuba mesjid dan diarak sepanjang jalan menuju mesjid besar kecamatan.
Kebun binatang Bongohulawa |
Objek Wisata Kebun Binatang ini terletak di kelurahan bongohulawa kecamatan limboto Kabupaten Gorontalo.
Objek Wisata Buatan (Taman Pontolo Indah)
Pontolo Indah |
Objek wisata pontolo terletak di kabupaten Gorontalo utara.
Kota Jin
Kota jin sebenarnya hanya satu toponim atau nama geografis di Kabupaten Gorontalo Utara.
Nama itu merupakan sebuah desa di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, yang bernama Desa Kotajin.
Tetapi siapapun akan penasaran mengapa desa itu dinamakan Kotajin. Dengan berkendaraan mobil mengikuti jalan trans-Sulawesi menyusuri pantai utara Laut Sulawesi yang tidak kalah indahnya ke arah perbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara di Kecamatan Atinggola, tepat pada Km 100 kita akan membaca papan: selamat datang di Desa Kotajin.
Situs Otajin atau yang lebih di kenal dengan Istana Jin di kalangan masyarakat sekitar merupakan bangunan bebatuan yang tersusun rapi dan terjadi karena proses alam yang konon menurut kepercayaan masyarakat setempat dibuat oleh Raja Jin Pantai Utara.
Otajin secara geologis sebenarnya hanyalah bongkah batu besar dari batu gamping (batu kapur) yang telah mengalami proses pelarutan dengan terbentuknya gua sempit di dalamnya.
Ketika mendekat ke satu-satunya tempat yang mungkin menjadi asal-usul nama Kotajin itu, suasana angker tidak terasa. Sebuah pohon beringin besar memang tumbuh di atasnya, tetapi anak-anak desa dengan ceria bermain di sekitarnya, memanjat batu, dan memasuki gua sempit tanpa rasa takut. Di alat GPS posisinya dapat dideteksi pada lintang utara 0o54′49.1″ dan bujur timur 123o06′38.6″.
Akses ke lokasi situs otajin yang terletak di Desa Kotajin Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara dan berada di Tepi Jalan menuju Pantai Minanga, berjarak lebih kurang 90 km ke arah Timur Laut dari Ibu Kota Provinsi Gorontalo dan lebih kurang 70 km dari Bandar Udara Jalaluddin. Dapat ditempuh dengan memakan waktu lebih kurang 2 jam dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat. Akses dapat di tempuh juga dengan menggunakan jasa angkutan hotel dan angkutan umum (mikrolet) dengan rute Gorontalo – Atinggola.
Sebaiknya Anda menggunakan jasa pemandu atau yang lebih memahami suasana sekitar situs otajin. Atau langsung melapor ke rumah kepala Desa Kotajin, agar kunjungan Anda terhadap situs ini akan lancar dan tidak mengalami kendala. Walau terkesan mistik, suasana angker di lokasi ini tidak terasa. Karena anak-anak desa dengan ceria sering bermain di sekitar situs otajin, memanjat batu, dan memasuki gua sempit tanpa rasa takut.
Kotajin justru akan sangat meriah jika di kunjungi pada hari Rabu di akhir Bulan Safar, karena seluruh penduduk desa kotajin dan masyarakat atinggola pada umumnya akan melakukan Ritual Mandi Safar di Sungai Andagile yang menjadi batas Provinsi Gorontalo dengan Provinsi Sulawesi Utara. Menurut kepercayaan setempat, hari Rabu di akhir bulan Safar adalah hari naas yang harus dibersihkan dengan cara mandi di sungai.
Tanjung Kramat
Kota Jin |
Kota jin sebenarnya hanya satu toponim atau nama geografis di Kabupaten Gorontalo Utara.
Nama itu merupakan sebuah desa di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, yang bernama Desa Kotajin.
Tetapi siapapun akan penasaran mengapa desa itu dinamakan Kotajin. Dengan berkendaraan mobil mengikuti jalan trans-Sulawesi menyusuri pantai utara Laut Sulawesi yang tidak kalah indahnya ke arah perbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara di Kecamatan Atinggola, tepat pada Km 100 kita akan membaca papan: selamat datang di Desa Kotajin.
Situs Otajin atau yang lebih di kenal dengan Istana Jin di kalangan masyarakat sekitar merupakan bangunan bebatuan yang tersusun rapi dan terjadi karena proses alam yang konon menurut kepercayaan masyarakat setempat dibuat oleh Raja Jin Pantai Utara.
Otajin secara geologis sebenarnya hanyalah bongkah batu besar dari batu gamping (batu kapur) yang telah mengalami proses pelarutan dengan terbentuknya gua sempit di dalamnya.
Ketika mendekat ke satu-satunya tempat yang mungkin menjadi asal-usul nama Kotajin itu, suasana angker tidak terasa. Sebuah pohon beringin besar memang tumbuh di atasnya, tetapi anak-anak desa dengan ceria bermain di sekitarnya, memanjat batu, dan memasuki gua sempit tanpa rasa takut. Di alat GPS posisinya dapat dideteksi pada lintang utara 0o54′49.1″ dan bujur timur 123o06′38.6″.
Akses ke lokasi situs otajin yang terletak di Desa Kotajin Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara dan berada di Tepi Jalan menuju Pantai Minanga, berjarak lebih kurang 90 km ke arah Timur Laut dari Ibu Kota Provinsi Gorontalo dan lebih kurang 70 km dari Bandar Udara Jalaluddin. Dapat ditempuh dengan memakan waktu lebih kurang 2 jam dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat. Akses dapat di tempuh juga dengan menggunakan jasa angkutan hotel dan angkutan umum (mikrolet) dengan rute Gorontalo – Atinggola.
Sebaiknya Anda menggunakan jasa pemandu atau yang lebih memahami suasana sekitar situs otajin. Atau langsung melapor ke rumah kepala Desa Kotajin, agar kunjungan Anda terhadap situs ini akan lancar dan tidak mengalami kendala. Walau terkesan mistik, suasana angker di lokasi ini tidak terasa. Karena anak-anak desa dengan ceria sering bermain di sekitar situs otajin, memanjat batu, dan memasuki gua sempit tanpa rasa takut.
Kotajin justru akan sangat meriah jika di kunjungi pada hari Rabu di akhir Bulan Safar, karena seluruh penduduk desa kotajin dan masyarakat atinggola pada umumnya akan melakukan Ritual Mandi Safar di Sungai Andagile yang menjadi batas Provinsi Gorontalo dengan Provinsi Sulawesi Utara. Menurut kepercayaan setempat, hari Rabu di akhir bulan Safar adalah hari naas yang harus dibersihkan dengan cara mandi di sungai.
Tanjung Kramat
Tanjung Keramat |
Tanjung Keramat |
Obyek Wisata Pulau Saronde
Pulau Saronde |
Pulau Saronde terletak di Desa Ponelo Kecamatan Kwandang, jarak dari
pelabuhan Kwandang sekitar 12 mil. Adapun alat transportasinya adalah
dengan menggunakan perahu tradisional “Katinting” dengan menghabiskan
waktu sekitar 60 menit.
Saronde |
Pulau Lampu |
Pulau Lampu ini terletak dibelakan dari Pulau Saronde jarak tempuh
sekitar 30 menit. Dengan keunikan khasnya serta keindahan alamnya
Keindahan Pulau Lampu ini sulit dilupkan. Hamparan pasir putih yang
halus bagaikan tepung, serta keindahan terumbu karang Pulau Lampu ini
juga terdapat bangunan peninggalan Belanda serta menara Mercysuar dan
Tugu bersejarah. Pulau ini dulu dikenal dengan nama Hulawa yang konon
dulunya pulau ini terdapat kandungan emas.Takcukup untuk di uraikan
namun layak untuk dibuktikan oleh mata telanjang, keindahan alamnya,
nikmati pula keindahan sunsetnya.
Pemandian Air Terjun Didingga
Pemandian Air Terjun Didingga terletak di Desa Didingga Kecamtan
Tolinggula, lokasi Air terjun ini harus ditempuh dengan berjalan kaki
sekitar 3 Km dari pusat pedesaan. Di tempat ini juga anda bisa
menikamati kicauan burung-burung yang nantinya akan menemani perjalanan
anda menuju lokasi Air Terjun Didingga.Mohinggito adalah Nama Jenis Ikan
Karang yang dominan di wilayah tersebut. Pulau ini terletak di
Kecamatan Kwandang dengan luas ± 27 Ha. Dengan titik koordinat 00º 55′
34,86″ LU – 122º 52′ 33,90″ BT, yang berdekatan dengan Pulau Saronde
dengan jarak tempuh ± 13 Menit dari Pelabuhan Kwandang dengan
menggunakan Speed Boat. Memiliki Pantai Pasir Putih yang Indah
” Dikelilingi pulau – pulau kecil
” Bentuk kegiatan Wisata Fishing, Jet Ski, Selancar angin dan Snockling
Berbicara potensi wisata, Kabupaten Gorontalo Utara memang tak kalah dengan daerah lain. Bahkan kabupaten terbungsu di Gorontalo itu memiliki segudang objek wisata. Selain wisata bahari yang kaya akan pulau-pulau eksotik, Kabupaten Gorontalo Utara juga memiliki objek wisata air terjun.Tak tanggung-tanggung ada tiga air terjun di Kabupaten Gorontalo Utara dengan keindahan yang unik serta menarik. Ketiganya adalah Air Terjun Bondula, Air Terjun Didingga dan Air Terjun Zuriyati.
Khusus untuk air terjun Bondula berada di Desa Bondula, Kecamatan Kwandang. Nama air terjun itu sendiri diambil dari nama desa tempatnya berada. Dari pusat Kota Kwandang membutuhkan waktu sekitar setengah hari perjalanan. Perjalanan dengan kendaraan hanya sampai di Desa Boalemo, Kecamatan Kwandang. Setelah itu siapkan tenaga ekstra. Sebab, untuk mencapai lokasi air terjun Bondula harus ditempuh dengan berjalan kaki. Selain tenaga ekstra, pengunjung juga disarankan menggunakan alas kaki karet atau sepatu. Pasalnya, selama perjalan banyak melintasi bebatuan yang licin karena tertutupi lumut. Medan yang ditempuh kadang mendatar, menanjak maupun harus memanjat bebatuan yang cukup cadas.
Walaupun begitu perjalanan menuju air terjun Bondula dipastikan akan menyenangkan. Gemercik air sungai yang mengalir serta kesejukan udara membuat perjalanan menjadi petualang tak terlupakan. Dan tatkala sampai di lokasi air terjun, kelelahan perjalanan akan terbayar. Gemuruh air memecah kesunyian. Aliran air yang jernih dengan konstruksi batuan cadas menjadi pesona nan begitu indah.
Selain di Desa Bondula, air terjun tak kalah menariknya juga berada di Desa Didingga, Kecamatan Biau. Dari pusat kota Gorontalo memakan waktu lebih kurang 3 jam. Panorama pesisir pantai dan pegunungan yang asri akan senantiasa setia menemani perjalanan menuju air terjun Didinga. Kesegaran air yang sumber mata air alami menjadi pemikat bagi pengunjung untuk berlama-lama di air terjun Desa Didingga.
Tak jauh berbeda, kondisi serupa juga bisa dijumpai di air terjun Desa Zuriati yang berada di Desa Zuriati, Kecamatan Anggrek. Suasana alami yang masih terjaga akan dijumpai pengunjung kala menginjakkan kaki di lokasi air terjun Desa Zuriati.
” Dikelilingi pulau – pulau kecil
” Bentuk kegiatan Wisata Fishing, Jet Ski, Selancar angin dan Snockling
Berbicara potensi wisata, Kabupaten Gorontalo Utara memang tak kalah dengan daerah lain. Bahkan kabupaten terbungsu di Gorontalo itu memiliki segudang objek wisata. Selain wisata bahari yang kaya akan pulau-pulau eksotik, Kabupaten Gorontalo Utara juga memiliki objek wisata air terjun.Tak tanggung-tanggung ada tiga air terjun di Kabupaten Gorontalo Utara dengan keindahan yang unik serta menarik. Ketiganya adalah Air Terjun Bondula, Air Terjun Didingga dan Air Terjun Zuriyati.
Khusus untuk air terjun Bondula berada di Desa Bondula, Kecamatan Kwandang. Nama air terjun itu sendiri diambil dari nama desa tempatnya berada. Dari pusat Kota Kwandang membutuhkan waktu sekitar setengah hari perjalanan. Perjalanan dengan kendaraan hanya sampai di Desa Boalemo, Kecamatan Kwandang. Setelah itu siapkan tenaga ekstra. Sebab, untuk mencapai lokasi air terjun Bondula harus ditempuh dengan berjalan kaki. Selain tenaga ekstra, pengunjung juga disarankan menggunakan alas kaki karet atau sepatu. Pasalnya, selama perjalan banyak melintasi bebatuan yang licin karena tertutupi lumut. Medan yang ditempuh kadang mendatar, menanjak maupun harus memanjat bebatuan yang cukup cadas.
Walaupun begitu perjalanan menuju air terjun Bondula dipastikan akan menyenangkan. Gemercik air sungai yang mengalir serta kesejukan udara membuat perjalanan menjadi petualang tak terlupakan. Dan tatkala sampai di lokasi air terjun, kelelahan perjalanan akan terbayar. Gemuruh air memecah kesunyian. Aliran air yang jernih dengan konstruksi batuan cadas menjadi pesona nan begitu indah.
Selain di Desa Bondula, air terjun tak kalah menariknya juga berada di Desa Didingga, Kecamatan Biau. Dari pusat kota Gorontalo memakan waktu lebih kurang 3 jam. Panorama pesisir pantai dan pegunungan yang asri akan senantiasa setia menemani perjalanan menuju air terjun Didinga. Kesegaran air yang sumber mata air alami menjadi pemikat bagi pengunjung untuk berlama-lama di air terjun Desa Didingga.
Tak jauh berbeda, kondisi serupa juga bisa dijumpai di air terjun Desa Zuriati yang berada di Desa Zuriati, Kecamatan Anggrek. Suasana alami yang masih terjaga akan dijumpai pengunjung kala menginjakkan kaki di lokasi air terjun Desa Zuriati.
Pulau Raja |
Pulau Raja, Pada mulanya Pulau ini bernama ” Mongaila ” yang artinya
memancing, karena terdapat jenis – jenis ikan karang. Pulau ini terdapat
Hutan lindung yang terletak di Kecamatan Anggrek dengan luas ± 158 Ha.
Dengan titik koordinat 00º 52′ 59,40″ LU – 122º 44′ 27,48″ BT, dengan
jarak 1,5 Mil dari Pantai Tolitohuyo dan mempunyai jarak tempuh ± 5 Menit dengan menggunakan Speed Boat.
Danau Perintis
Danau Perintis terletak di Desa Huluduatomo Kecamatan Suwawa yang
berjarak kurang lebih 11 Km dari Pusat Kota Gorontalo. Danau Perintis
merupakan danau air tawar seluas 6 Ha yang memiliki nilai sejarah. Danau
Perintis ini dibuat oleh Alm Bpk Nani Wartabone, yang digunakan pada
waktu itu untuk pengaiaran persawahan.
Adapun air yang mengalir ke Danau Perintis ini berasal dari mata Air Pegunungan yaitu Air Lulahu dan Mata Air Poao.
Air Terjun Taluda'a
Air terjun Taluda'a |
Air terjun Taludaa berlokasi di Desa Taludaa Kecamatan Bone Pantai berjarak sekitar 65 Km dari pusat Kota Goronta.
Pantai Botutonu'o
Botutonu'o beach |
Pantai Wisata Botutonu’o, lokasi wisata
ini berada di desa Botutonu’o kecamatan Bone Raya kabupaten Bone
Bolango, Gorontalo. Jarak tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi
ini sekitar 15 KM dari pusat Kota Gorontalo dengan waktu 2 hingga tiga
jam dengan kendaraan mobil maupun sepeda motor.
Botutonu'o |
Lokasi ini cukup aman dikunjungi, karena
masyarakat setempat sangat ramah dan berjiwa sosial dengan tamu
wisatawan. Pantai ini masih dalam tahap pengembangan oleh pemerintah
setempat, dan kelak diharapkan pantai ini mampu memberikan hiburan bagi
wisatawan. Pantai ini sebelumnya memang sudah dijadikan sebagai pantai
wisata, namun baru beberapa tahun terakhir ini pengelolaannya mulai
ditingkatkan.
Tidak hanya dari sekitar Gorontalo saja
yang berkunjung, bahkan daerah-daerah tetangga provinsi Gorontalo pun
juga mendatangi tempat ini, karena lokasinya berada dilintas jalan Trans
Sulawesi yang menghubungkan Gorontalo-Bolaang Mongondow, Sulawesi
Utara. Karena letaknya sangat strategis ini, maka tempat ini tidak kalah
dengan pantai wisata lainnya yang ada di Gorontalo, dan menjadi salah
satu wisata yang diandalkan didaerah ini.
Botutonu'o |
Kalau cuaca
lagi bagus, langit biru, angin sepoi-sepoi, ombak berkejaran, akan
menyambut para pengunjung. Pantainya bersih dan cocok dijelajahi dari
ujung ke ujung. Butiran pasir yang relatif besar membuat kaki mudah
terbenam, serta menambah eksotisme Botutonuo.
Pantai eksotik yang menjadi kunjungan masyarakat gorontalo ketika hari
lubur tiba, salah satu pantai eksotik seperti nama yang diberikan
tersebut. pantai tersebut di hiasi dengan puluhan kelapa yang tumbuh
rindang menjulang yang membuat pantai itu tempat wisata yang sangat
digemari.
Pantai Olele
Olele |
Jika Anda melakukan perjalanan melalui pesisir pantai
selatan Gorontalo, maka anda akan melihat pemandangan yang
mempesona, laut biru yang tenang oleh karena berada di daerah Teluk
Tomini yang kaya dengan ikannya, dengan pemandangan pantai pasir putih
dan perahu nelayan yang berbaris indah. Jika anda singgah di Pantai
Olele, dan melakukan penyelaman, maka anda akan melihat pemandangan taman
bawah laut yang konon mempunyai kekhasan tersendiri dibandingkan dengan taman
laut di daerah lain yang telah dikenal, seperti Taman Laut Bunaken atau Taman
Laut di Kepulauan Togean Sulawesi Tengah. Bahkan di sinyalir bahwa
Taman Laut Olele ini lebih alami di bandingkan dengan kedua taman
laut di atas.
Taman Laut Olele terletak di
Desa Olele Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango, ± 20 Km
dari pusat Kota Gorontalo dan dapat ditempuh dalam waktu ± 21 menit, dapat
dijangkau dengan kendaraan darat maupun kendaraan laut. Jika melalui jalur
darat, dengan menggunakan kenderaan roda dua atau roda empat melewati jalanan
berliku di pinggiran bukit. Menuju desa Olele, anda akan menyisir
jalan berkelok kelok, melintasi perumahan penduduk dengan pemandangan yang
kontras. Di satu sisi anda terkesima dengan tebing-tebing curam berpohon dan di
sisi lain, hambaran laut biru hijau tanpa batas membentang membuat anda
tercengang. Pantai Olele merupakan pintu gerbang menuju
surga Taman Laut Olele dengan alam bahari yang sangat indah. Para
penyelam dunia telah membuktikannya dengan mata sendiri. Mereka menyatakan
bahwa sebagian biota laut yang terdapat di sana tidak dijumpai di perairan
lain.
Taman
laut Olele menyimpan banyak
keindahan, diantaranya terdapat Goa Jin dengan ikan-ikan hias, Biota Laut,
Terumbu karang yang sehat, padat dan indah, Bunga Karang Raksasa, Beberapa
jenis ikan yang langka dan hanya terdapat di perairan teluk tomini. Saat
ini, Taman Laut Olele menjadi ikon wisata di Provinsi Gorontalo yang
berada di pesisir selatan. Jika berkunjung ke Gorontalo, tak lengkap rasanya
kalau Anda tidak mengunjungi lokasi ini. Maklum, ketenaran Pantai
Olele menggaung hingga di daerah lain sehingga mendapat
julukan Primadona Pantai Selatan.
Pantai Dunu
Selain itu di dekat muara sungai Andagile juga
terdapat situs purba yaitu Otajin atau situs kota Jin yang konon
merupakan bekas kerajaan jin. Tradisi mandi Safar biasanya dilakukan
mulai pukul 05.00 hingga selesai di bulan Safar tahun Hijriyah atau
bulan Januari.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi para pembaca yang ingin tahu tempat tempat wisata yang ada di gorontalo... :-)
Dunu |
Pantai Dunu merupakan salah satu kekayaan alam dan pesona wisata
bahari yang dimiliki Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
Panorama alamnya cukup mengagumkan. Keanggunan Pantai Dunu sudah dikenal
luas oleh masyarakat Gorontalo Utara, serta masyarakat lainnya di luar
Kabupaten Gorontalo Utara. Bahkan, tak sedikit warga dari Kabupaten
Bolmong Utara (Provinsi Sulawesi Utara) dan warga Kota Gorontalo juga
datang untuk menikmati keindahan panorama alam yang natural dengan
kelembutan pasir serta percikan ombak kecil yang menyapa penuh karamahan
siapapun yang akan mengunjungi Pantai Dunu.
Tak heran, setiap hari libur Pantai Dunu
ramai didatangi warga dari berbagai penjuru untuk melepas lelah bersama
keluarga ataupun kerabat kantor. Ada yang mandi ada pula yang hanya
datang menikmati keindahan pulau-pulau yang terbentang di depan Pantai
Dunu. Ditambah, jika matahari mulai beranjak turun, suasana alam di
sekitar Pantai Dunu semakin mempesona.
Kendati sudah menjadi alternatif kunjungan wisata di Provinsi
Gorontalo, Pantai Dunu belumlah difasilitasi layaknya sebuah tempat
wisata. Misalnya saja, ruang ganti, tempat bilas, pelindung buatan serta
sarana prasarana pendukung lainnya. Untungnya, ada beberapa warga yang
memanfaatkan moment ini untuk memberikan kemudahan kepada
pengunjung yang menikmati air laut dan pasir lembut Pantai Dunu. Bisa
dikata, Pantai Dunu belum tersentuh. Hanya bentangan alam saja yang ada
dan siap menyambut kedatangan wisatawan lokal.
Pantai Dunu yang memiliki sejuta keindahan ini sudah seharusnya
dikembangkan untuk menjadi salah satu icon pariwisata di Gorontalo
bagian utara. Jika dikelola dengan baik, tempat wisata yang satu ini
bisa memberikan income terhadap pendapatan daerah. Oleh Pemerintah
Kabupaten Gorontalo Utara, rencana pengembangan Pantai Dunu untuk
menjadi tempat wisata masa depan sudah diagendakan pembangunannya di
tahun 2011.
Pantai Dunu akan menjadi wisata penunjang tempat-tempat wisata
lainnya yang ada di Gorontalo Utara. Seperti Pantai Minanga di Kecamatan
Atinggola, Ota lo Jin di Desa Kotajin Kecamatan Atinggola, Benteng
Orange di Desa Dambalo Kwandang, Pulau Lampu, Pulau Saronde dan masih
banyak lagi tempat-tempat wisata yang memiliki sejuta panorama nan
indah.
Potensi wisata Pantai Dunu kedepan pasti akan memberi dampak ekonomi
yang luar biasa bagi masyarakat setempat. Rencana pembangunan kawasan
wisata Pantai Dunu ini akan dibangun dengan struktur bangunan modern.
Sehingga, kawasan wisata ini bakal menjadi tujuan wisatawan lokal bahkan
mancanegara.
Selama perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan alam yang sejuk,
hijau, lembah dan bukit ditandai dengan lambaian pohon kelapa. Di
sepanjang jalan itu pula Anda dapat berhenti di beberapa tempat untuk
membeli ole-ole makanan khas Gorontalo seperti ilabulo (daging, lemak
serta kulit ayam yang dimasak pakai pati sagu), binte biluhuta (sup
jagung yang lezat) serta dodol khas daerah Gorontalo. Atau menikmati
jagung pulut di Paguyaman, di dekat lokasi transmigrasi. Jagung ini
memiliki tongkol yang lebih kecil dibandingkan dengan jagung biasa,
namun rasanya sangat khas, lembut dan gurih.
Akses menuju tempat wisata Pantai Dunu sangatlah terjangkau, hanya
berjarak tempuh sekitar 120 menit dari Ibu kota Provinsi Gorontalo.
Terletak di Desa Dunu Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Dapat
ditempuh dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat.
Pantai Minanga
Mandi safar adalah salah satu tradisi masyarakat di Atinggola, Kabupaten Gorontalo
Utara yang melaksanakan mandi bersama di Muara Sungai Andagile pada
setiap bulan Safar Tahun Hijryah. Tradisi ini dilaksanakan masyarakat
muslim di daerah Gorontalo untuk mendapatkan berkah atau keselamatan di
dunia dan akhirat. Sungai Andagile ini bermuara di Pantai Minanga yang
juga memiliki keindahan tersendiri, karena garis pantainya yang panjang
dan berpasir putih.
Pantai Minanga |
Dan mandi safar tahun ini (2012) di pusatkan di pantai minanga kota Jin - Atinggola karena pantainya yang luas dengan pasir yang membentang luasdan indah.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi para pembaca yang ingin tahu tempat tempat wisata yang ada di gorontalo... :-)
Sumber : http://www.indonesia.go.id
1 komentar:
keren...
Post a Comment