Thursday, 8 March 2012

Tugas Kampus _Makalah Pendapatan Perkapita_


BAB I
PENDAHULUAN
            Pendapatan perkapita merupakan indikator yang digunakan secara luas untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Walaupun demikian harus diakui bahwa tingkat kesejahteraan suatu masyarakat yang diukur menggunakan indikator pendapatan per kapita mengandung beberapa kelemahan karena hanya memberi indikator rata – rata.
Contoh ada 2 negara yaitu negara A dengan pendapatan per kapita US$ 1.200 dan negara B dengan pendapatan per kapita US$ 1.800. Pertanyaanya, Apakah penduduk di negara B lebih makmur di bandingkan penduduk di negara A ? Jawabannya, Belum tentu ! Mungkin saja pada negara B sebagian besar pendapatannya hanya merupakan pendapatan rata – rata dari 20 pengusaha kaya dan masyarakat hanya merupakan buruh dari duapuluh usahawan tersebut sedangkan pada Negara A pendapatan perkapita itu benar – benar milik semua masyarakat. Misalkan saja bahwa pendapatan tersebut terbentuk dari usaha industri rumah tangga yang di jalankan oleh sebagian besar penduduk negara A.
            Contoh dua negara A dan B tersebut menggambarkan pentingnya pendstribusian pendapatan nasional dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat negara.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara. Variable yang digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dan jumlah penduduk.(Ekonomi pembangunan 1999 hal 36).

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
(http://itsmysoulin3.blogspot.com/2010/02/pendapatan-perkapita-negara-didunia.html)
Secara matematis, rumus perhitungan pendapatan per kapita adalah
Pendapatan per kapita = Pendapatan Nasional Bruto (GNP) / Jumlah Penduduk
Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut.
(http://tiaraputri.wordpress.com/2010/01/09/pendapatan-nasional-dan-pendapatan-perkapita/)
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Konsep pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam menghitung pendapatan per kapita pada umumnya adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB).

Menurut Thomas Malthus Pendapatan perkapita adalah produksi pangan per kapita. (Pembangunan Ekonomi edisi 9, jilid 1 halaman 329).
Pendapatan per kapita adalah taraf hidup rata- rata, laju inflasi. (Pengantar ilmu ekonomi Makro halaman 34).
Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata – rata penduduk suatu negara. Variabel yang digunakan untuk menghitung pendapatan perkapita adalah Produk Domestik Bruto ( Pendapatan Nasional) dan jumlah penduduk. Secara sistematis,
Rumus penghitungan pendapatan per kapita adalah sebagai berikut :

B.     Kegunaan Pendapatan Per Kapita
Sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu negara, pendapatan per kapita di hitung secara berkala (Periodik) biasanya satu tahun. Manfaat dari perhitungan pendapatan perkapita antara lain adalah sebagai berikut :
1)      Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun.
2)      Sebagai data pebandingan kesejahteraan suatu negara dengan negara lain. Dari pendapatan per kapita masing – masing negara dapat di lihat tingkst kesejahteraan tiap negara.
3)      Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari tahun ke tahun, dapat di simpulkan apakah pendapatan per kapita suatu negara rendah (bawah), sedang atau tinggi.
4)      Sebagai data untuk mengabil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan per kapita dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah di bidang ekonomi.

C.    Ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah

Selain ketimpangan pendapatan internal dalam satu daerah, juga terdapat ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah. Ketimpangan ini timbul sebagai akibat dari kondisi alam, alokasi dan pemanfaatan sumberdaya yang tidak sama antara satu daerah dengan daerah lain. Salah satu model yang biasa dan dianggap cukup representatif untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita itu adalah indeks ketimpangan daerah (index of regional inequality) yang dikemukakan Jeffrey G. Williamson (1965).
Williamson mengemukakan model Vw (indeks tertimbang atau weighted index terhadap jumlah penduduk) dan Vuw (tidak tertimbang atau un-weighted index) untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita suatu negara pada waktu tertentu. Dari perhitungan yang dilakukan di beberapa negara terlihat bahwa ketimpangan antar daerah itu cenderung berubah mengikuti suatu trend yang disebut sebagai U-shape atau bentuk U. Yakni, pada tahap awal pembangunan derajat ketimpangan pendapatan antar daerah meningkat (increasing), kemudian mengalami masa stabil, seterusnya menjadi berkurang (decrease). Namun demikian untuk negara-negara tertentu, bentuk U tersebut tidak sepenuhnya berlaku demikian. Ada variasi-variasi tertentu yang bersifat khusus.
Sebab itu sejak Repelita III 1979 s/d 1984, pemerintah memberi tekanan yang lebih besar pada strategi pemerataan dari Trilogi Pembangunan (Pemerataan, Pertumbuhan dan Stabilitas) yang sudah dipergunakan sejak REPELITA I. Strategi pemerataan tersebut diberi penjelasan sebagai pemerataan kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya.Ini dimaksudkan untuk melengkapi pengertian dari strategi pemerataan sebelumnya yang seolah-olah hanya dimaksudkan untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan, tidak termasuk pemerataan kegiatan pembangunan antar daerah.

 Pendapatan Perkapita Gorontalo
Yang dimaksud Pendapatan perkapita disini adalah produk regional netto atas biaya faktor produksi dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Adapun penyajian pendapatan dibedakan atas harga yang berlaku semua agregat pendapatan dinilai atas harga yang berlaku semua agregat pendapatan dinilai atas harga berlaku pada tahun perhitungan. Pada penyajian atas harga konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga tetap yang terjadi pada tahun dasar. Berikut akan ditampilkan dalam tabel dibawah ini pendapatan perkapita di Provinsi Gorontalo.
Pendapatan perkapita dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No
Rincian
2003
2004
2005
1.
2.
3.
PDRB (Juta Rupiah)
Penduduk Pertengahan Tahun
PDRB Per kapita (Rp.)
2.479.720
881.057
2.814.483
2.801.544
896.004
3.126.710
3.386.866
909.654
3.723.246
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, Buku Saku: Gorontalo dalam Angka, 2006, h. 374
Laju Inflasi
Diakhir tahun 2005 , indeks harga konsumen (IHK) secara umum di Kota Gorontalo telah mencapai 135,45. lebih jauh lagi apabila dilihat secara kelompok, IHK transport, komunikasi dan jasa keuangan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan IHK transport, komunikasi dan jasa keuangan (163,64) merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan IHK kelompok lainnya. Sebaliknya IHK sandang hanya mencapai 107,24. dengan demikian, laju inflasi ditahun 2005 adalah 18,56 %, laju inflasi transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 46,21 % diikuti oleh perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mencapai 21,64 % kemudian bahan makan sebesar 18,67 %, sedangkan untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 9,60% kesehatan bernilai 8,41 % begitu pula dengan inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga laju inflasi mencapai 7,80 %. Kemudian laju inflasi pada kelompok sandang sebesar 3,20 %apabila dilihat setiap bulannya secara umum laju inflasi tertinggi terjadi pada bulan desember yaitu mencapai 18,56 %, diikuti pada bulan November dan Oktober sebesar 17,17 % dan 14,36 %. Sementara inflasi pada bulan-bulan lainnya masing-masing kurang dari 5 %.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2010 mencapai US$3.004,9 atau Rp27 juta. Ini meningkat 13 persen ketimbang PDB per kapita 2009 yang sebesar Rp23,9 juta atau US$2.349,6.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Rusman Heriawan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (7/2). Nilai PDB per kapita tersebut didapat dari pencapaian PDB sebesar Rp6.422,9 triliun dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 237, 6 juta orang.Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita juga meningkat dari Rp23,1 juta atau US$2.267,3 pada 2009 menjadi Rp26,3 juta atau US$2.920,1 pada 2010. "Terjadi peningkatan sebesar 13,9%," kata Rusman.
Selama periode Agustus 2009-Agustus 2010 (year on year/yoy), lapangan kerja baru tercipta sebanyak 3,34 juta. Dengan pertumbuhan ekonomi 6,1%, lapangan kerja baru tercipta sebanyak 548 ribu dari setiap 1% pertumbuhan ekonomi.
Sampai dengan Agustus 2010, lapangan kerja yang tercipta sebanyak 108,21 juta. Jumlah tersebut meningkat dari 2009 yang sebanyak 104,87 juta.(MI/ICH)

Pendapatan per Kapita Indonesia akan Capai 17.000 Dolar AS/Tahun

Hatta menerangkan, sejauh ini berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6 persen pada 2010 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 6,5 persen pada 2011.

"Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya," papar Hatta. Menko Perekonomian memperkirakan pada 2030 pendapatan per kapita Indonesia sudah diatas 17.000 dolar AS pertahun.
Hal tersebut menurut Hatta menimbang kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami pertumbuhan cukup pesat dan terus meningkat sejak 1970. "Pada akhir 2010 saja diperkirakan pendapatan per kapita Indonesia sudah mencapai 3.000 dolar AS pertahun. Jumlah ini sudah diluar target pemerintah selama ini," ungkapnya.
Menurut Hatta, disamping tetap kuatnya permintaan domestik, perbaikan terutama bersumber dari sisi eksternal sejalan dengan pemulihan ekonomi global, seperti terlihat dari ekspor yang mencatat pertumbuhan positif sejak triwulan IV-2009 juga merupakan pendongkrak perekonomian Indonesia.
Kendati demikian Hatta memandang pembangunan ekonomi yang cukup berhasil tersebut tampaknya tidak atau belum berdampak positif terhadap tingkat angka kemiskinan di seluruh wilayah RI.
"Untuk itu sedapat mungkin hal ini harus ada jalan keluarnya dan menjadi "PR" tidak hanya bagi pemerintah pusat, namun juga bagi pemerintah daerah termasuk Riau," jelasnya.Beberapa tahun belakang, tuturnya, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga cenderung meningkat.
Pada tahun 2005, terangnya, jumlah penduduk miskin Indonesia ada sekitar 118 juta jiwa, jumlah ini adalah sekitar 53,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia seluruhnya."Sudah saatnya, dengan kondisi ini kita harus ekstra mencari jalan keluar yang tepat sehingga angka kemiskinan atau pengangguran tidak lagi meningkat dari tahun ketahun," ringkasnya.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ø  Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga umum, dan posisi neraca pembayaran suatu negara.
Ø  Manfaat perhitungan Pendapatan per kapita :
1)      Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun.
2)      Sebagai data pebandingan kesejahteraan suatu negara dengan negara lain. Dari pendapatan per kapita masing – masing negara dapat di lihat tingkst kesejahteraan tiap negara.
3)      Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari tahun ke tahun, dapat di simpulkan apakah pendapatan per kapita suatu negara rendah (bawah), sedang atau tinggi.
4)      Sebagai data untuk mengabil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan per kapita dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah di bidang ekonomi.



Daftar Pustaka

-          Arsyad,Lincolin (1999). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Edisi 4
-          http://metrotvnews.com/metromain/news/2011/02/07/41882/Pendapatan-per Kapita-Indonesia-Rp27-Juta
-          http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/10/12/20/153308-hatta-pendapatan-per-kapita-indonesia-akan-capai-17-000-dolar-as-tahun

ind� *- 8 X�� m� -height: 150%;mso-list:l2 level1 lfo6'>2.    Hukum ekonomi sosial


0 komentar: